Setiap saat Aku merasa bahwa Neraka diciptakan oleh Allah hanya untukku :: Mencurigai orang yang dikenal baik menjadikan kita berpotensi menzaliminya. Mencurigai orang yang dikenal buruk berpotensi kita tertipu olehnya :: Hanya satu motivasi yang ada, yaitu Allah. Adapun motivasi lainnya harus dalam rangka “karena dan/atau untuk” Allah.:: Surga itu bukan karena amal baik, neraka juga bukan bukti kedurhakaan kepada Allah, melainkan Surga adalah bukti RahmatNya, Neraka karena bukti keadilanNya :: Agama (Islam) bukan sekumpulan aturan dengan ganjarannya. Lebih dari itu agama merupakan wilayah pengungkapan Ilahi melalui Kalam-Nya dengan menggunakan bahasa perumpamaan (tamtsil) dan symbol (ayat) yang bisa dicerna oleh pikiran manusia. Simbol dan perumpamaan itu digunakan Sang Khaliq ketika Ia memperkenalkan dan menyingkapkan Diri-Nya kepada makhluk-Nya. :: Amal baik Manusia tidak akan sampai kehadirat Tuhan jika ia masih mengingat bahwa itu adalah sebuah amal :: Kalau posisimu menjadi paku, sabarlah!, jangan pernah ingin menjadi palu. Jadilah paku yang baik, karena ketika dirimu mampu mengeratkan dengan kuat antara kayu yang satu dengan kayu yang lain, maka tanpa disuruhpun si palu akan berhenti sendiri memukulimu. kalaupun dia tetap memukulimu maka yang kena pukul bukan dirimu melainkan kayunya. sebaliknya jika kamu menjadi palu, cepatlah kamu memanfaatkan posisimu, supaya paku cepat menancap dan kayu tidak pecah. :: Anda akan melihat orang bertaqwa itu: - Selalu bersih walau miskin - Selalu hemat walau sederhana - Kalau beruntung ia bersyukur - Kalau merugi atau diuji dia bersabar - Dia tidak berjalan dengan membawa fitnah - Dia tidak menghabiskan waktu dalam permainan - Dia tidak menuntut yang bukan haknya, tapi tidak menahan hak orang lain - Kalau dia dimaki dia tersenyum, sambil berkata: "Kalau makian anda benar saya mohon semoga Allah mengampuniku", jika makian anda salah saya mohon semoga Allah mengampunimu - Kemanapun dia melangkah dia bersama Allah, kapanpun dia berbicara dengan tuhan dan tuntunan-Nya. :: LEBIH PENTING MENYUCIKAN JIWA DARIPADA MENGISI AKAL DENGAN ILMU. BERSIHKAN JIWA KITA MAKA ILMU AKAN DATANG KEPADA KITA PERSIS SEPERTI SUMUR, JIKA KITA INGIN AIR YG JERNIH, GALI SUMUR ITU, KELUARKAN KOTORAN-KOTORANNYA MAKA DARI DALAM AKAN MEMANCAR AIR YANG JERNIH JAUH LEBIH JERNIH DARI AIR YANG DATANG DARI LUAR. :: BANYAK ORANG YANG MENGATAKAN “IKUTILAH KATA HATIMU”. TAPI TAHUKAH ANDA BAHWA KATA HATI ITU BISA SAJA BERSUMBER DARI MALAIKAT DAN SETAN. JIKA DIA LEBIH MEMILIH KEBIASAAN MENDEKATKAN DIRI KEPADA TUHAN MAKA SEMOGA SAJA KATA HATI ITU BAIK, NAMUN JIKA DIA JAUH DARI TUHAN MAKA BISA JADI KATA HATI ITU BERASAL DARI SETAN YANG BANYAK TIDAK BAIKNYA. MAKA HATI-HATILAH DENGAN KATA HATI ANDA :: ORANG YANG SERING SERIUS AKAN DICANDAI OLEH ORANG-ORANG, ORANG YANG SERING BECANDA AKAN SELALU DISIKAPI DENGAN KAKU OLEH ORANG-ORANG. MANUSIA TIDAK AKAN MENJADI MANUSIA YANG UTUH JIKA HANYA BISA SERIUS ATAU HANYA BISA BERCANDA...LIFE IS FUN HAVING SERIOUS, HAVING FUN IS SERIOUS LIFE:: JIKA SEMUANYA TIDAK PASTI, MAKA SEMUANYA JUGA PASTI MUNGKIN :: ORANG YANG SUKSES BUKANLAH ORANG YANG SERING MENIKMATI KEBERHASILAN, ORANG YANG SUKSES ADALAH ORANG YANG SERING MENGALAMI KEGAGALAN KARENA TERLALU SERING GAGAL AKAN MENDIDIK MANUSIA MENJADI IKHLAS, IKHLAS MENERIMA KEGAGALAN ADALAH KUNCI KESUKSESAN DIRI, PALING TIDAK UNTUK DIRINYA SENDIRI......WHY YOU SO SERIUOS? :: kebanyakan orang yg selalu minta dimengerti adalah pribadi yang TIDAK pengertian. kenapa demikian?..karena dia selalu menyibukkan diri dengan menuntut haknya sedangkan kewajibannya (hak orang lain) ia abaikan... jadilah pribadi yang menyedikitkan menuntut hak dan tidak mengabaikan hak orang lain (kewajibannya), maka dia adalah pribadi yang indah dan penuh pengertian :: BANYAK KEBERHASILAN DIRAIH DENGAN MENYEIMBANGKAN DOA DAN IKHTIAR, DAN KINI BANYAK KETIDAKBERHASILAN KARENA SELALU BERIKHTIAR NAMUN JUSTRU MENINGGALKAN DOA, BERANIKAH MANUSIA MENENTUKAN SEBERAPA BESAR PORSENTASE KEMUNGKINAN DIA BERHASIL TANPA PERTOLONGAN TUHAN??? :: Saya bukan tidak setuju dengan ungkapan HARI INI LEBIH BAIK DARI KEMAREN DAN BESOK LEBIH BAIK DARI SEKARANG. namun saya lebih nyaman dengan ungkapan HARI INI LEBIH HARUS LEBIH BAIK DARI KEMAREN DAN BESOK :: Apakah Anda tahu, bahwa ketika kita telah melakukan kesalahan pada detik-detik pertama ada rasa bersalah dalam diri kita, itulah momen bahwa Allah SWT sedang menegur kita untuk segera memperbaiki kesalahan tersebut. Ketika kita abaikan teguran tersebut dan terus larut dalam kesalahan-kesalahan maka hilanglah peluang kita untuk mendapat teguran kecuali kita mendapat resiko dengan menerima akibat negatif dari kesalahan tersebut :: Sebaik-baik ucapan adalah Kitab Allah SWT, sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Rasulullah SAW, sebaik-baiknya perkara adalah tengah-tenga, sejelek-jeleknya perkara adalah perkara baru tanpa filterisasi, setiap perkara baru tanpa filterisasi adalah bid'ah, bid'ah adalah kesesatan, kesesatan tempatnya di neraka :: Kesejahteraan Materi itu beda dengan Ketenangan Batin. untuk meraih kesejahteraan materi orang tidak perlu beriman, orang tidak harus sholat. buktinya orang yang tidak sholat banyak juga yang memperoleh kesejahteraan materi, namun pasti tidak mendapatkan ketenangan batin (kalau tidak sekarang, besok dia akan merasa ketidaktenangan tersebut). Jika ia sholat namun masih tidak tenang maka sisahkanlah waktu untuk mengoreksi sholatnya. :: Orang yang malas diwaktu muda akan dipaksa bekerja keras diwaktu tua. Pilihlah jalan hidupmu atau pilihan yang akan memaksamu menentukan hidupmu ::

Kamis, 20 Desember 2012

4 Model Penyaksian Datangnya Rejeki


Sebagian Ulama Tasawuf berkata,  Semua Makhluk/hamba itu akan menerima dan menggunakan rezekinya. Namun kemudian hati mereka akan menjadi berbeda-beda dalam menyaksikan datangnya rezeki, akan berbeda-beda respon mereka ketika rezeki itu ia terima. Paling tidak bisa dikategorikan dalam 4 bentuk penyaksian,


1.       Ada orang yang hatinya menyaksikan menerima dan menggunakan rejeki dengan Kehinaan.
2.       Ada orang yang hatinya menyaksikan menerima dan menggunakan rejeki dengan bersusah payah.
3.       Ada orang yang hatinya menyaksikan menerima dan menggunakan rejeki dengan Menunggu
4.       Ada orang yang hatinya menyaksikan menerima dan menggunakan rejeki tanpa kehinaan, bersusah payah, dan menunggu.

Bentuk pertama, adalah orang yang suka meminta-minta (Su’aall). Dikatakan hina karena hatinya hanya menyaksikan tangan manusia yang akan memberikan rejeki kepadanya. Hadist Nabi yang mengatakan “Tangan yang diatas adalah lebih mulya daripada tangan yang dibawah”. Maksudnya adalah orang yang memberi rejeki (atas) jauh lebih mulya dibandingkan dengan orang yang meminta-minta. Tangan yang diatas mulya karena memberikan manfaat sedangkan tangan yang dibawah hina karena menyedot manfaat. Bahkan lebih hina lagi jika rela melakukan apa saja asal diberi, dia rela merendahkan dirinya, bahkan menyembah orang yang memberi asal dia diberikan rejeki. Bisa dkatakan juga tangan diatas adalah produsen sedangkan tangan dibawah adalah konsumen. Maka mulai dari sekarang jadilah kita orang yang membuat/memproduksi bukan melestarikan budaya konsumtif. Karena komsumtif sebenarnya adalah hina.

Bentuk kedua, adalah orang yang merasa bekerja dan selalu berharap datangnya rejeki (Shonna’). Dikatakan susah payah karena dalam bekerja ia sangat berharap datangnya rejeki yang merupakan hasil keringat dari pekerjaan tersebut. Dalam kasus ini hatinya merasa ketekoran karena setiap pekerjaan yang dilakukan secara bersusah payah sering mendapatkanhasil yang tidak sesuai dengan yang diharpakan.

Bentuk ketiga, adalah pedagang (tujjaar). Dikatakan menunggu karena pedagang selalu menunggu berharap lakunya barang dagangannya, ia merasa memiliki harta dagangan dan menunggu orang membelinya dan memperleh rejeki. Menunggu orang membeli itu membuatnya tersiksa. Bukankah banyak yang bilang pekerjaan yang menyiksa hati adalah menunggu.

Bentuk keempat, adalah para ahli tasawuf (Suffiyat). Dikatakan orang sufi itu tidak bersusah payah, tidak menunggu, tidak hina karena orang tasawuf itu bekerja bukan dengan tujuan mencari rejeki. Melainkan  hatinya beriktikad ia bekerja karena Allah telah memberikan amanat berupa keahlian dan kemampuan untuk bekerja, diamanati materi untuk berdagang dengan niat hanya menjaga barang dagangan dan dia tidak tahu siapa yang membutuhkan dagangannya nanti. Ini tidak berarti orang tasawuf itu tidak bekerja, ia tetap bekerja namun hantinya ditata dengan baik, hatinya tidak pernah terikat dengan profesi pekerjaan tersebut. Hatinya tidak pernah menyaksikan rejeki itu melainkan Zat yang membuat dan Zat Pemberi rejeki yaitu Allah Taala.

Wa Allahu A'lam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar