Susah untuk diungkapkan perasaan hati ini. Kegalauan yang terus mengganjal tak pernah berhenti menghujam sanubariku. Mestinya ketika aku pergi untuk sementara guna mempersiapkan diri untuk menyambut kehadiranmu dalam hidupku, ada semangat yang terkobarkan sehingga memacuku untuk terus berkarya guna menggapai impian untuk hidup bersamamu dengan penuh kebahagiaan, mawaddah. Namun kenyataannya diri ini dipenuhi dengan kegelisahan, kekhawatiran, simpati, dan kasihan bahkan rasa sayang bercampur baur tak menentu.
Apa yang mesti aku lakukan untuk menentramkan hatimu, menenangkan pikiranmu, memantapkan langkahmu, berjalan penuh keyakinan dan tersenyum, gembira sehingga membuatku gembira pula melihatmu. Bertahun-tahun aku belajar perilaku manusia tapi kenapa sekarang jadi bingung sendiri? Apa dari awal cara dan jalanku salah? Terencana dan terkondisikan, terkesan tak alami adalah keliru?. Apa kisah cintamu disana sangat indah dan mengesankan sehingga aku tak punya hak sama sekali untuk mencintaimu? Apa cinta selalu hadir dari saling pandang lalu bergejolak dihati? Apa cinta selalu menuntut diperjuangkan dan melewati batas birrul-walidain? Ternyata aku masih buta tentang cinta dan wanita atau cintalah yang telah membutakanku.
Kesapakatan keluarga telah dilakukan tapi hatiku dan hatimu masih terasa jauh dari kesepakatan. seolah masih ingin menutupi sesuatu dan membangun benteng yang kokoh dan menyulitkanku menerobosnya, membatasi diri sehingga seolah-olah tak ingin ku ketahui. Bagaimana hal ini akan dilanjutkan bersumpah atas nama Tuhan jika problem ini tak terpecahkan. Orang wajar saja menilai kita pasangan yang ideal, hubungan keluarga kita penuh ikatan emosi, euforia kebahagiaan kita mereka hembuskan kesana-kemari bagai debu berterbangan tanpa tujuan, ruang dan arah. Tapi apa mereka apa tahu sebenarnya yang telah terjadi pada kita.
Ya Allah...help me...!!!
Wahai gadisku, bicaralah..keluarkan semua keluh kesahmu, yakinkan hatimu sebelum kita melangkah lebih jauh lagi. Sumpah demi Allah Aku ingin memilikimu tanpa ada perampasan hak, kau ingin punyai dirimu dengan halal, ikhlas tanpa sedikitpun iri, dendam dikemudian hari. Aku ingin menjagamu dengan sepenuh hati, penuh ikhlas. Ku rela menjadi sandaranmu tatkala tak ada lagi yang bisa kau sandarkan, ku ingin selalu mengusap air mata yang menetes dipipimu saat kau menangis, menghiburmu saat lara, memotivasi saat kau sedang rapuh, memelukmu dengan erat saat dingin menusuk tubuhmu, memberi keteduhan dan kesejukan saat kepanasan. Berjuta harapan dan rencana sudah kupersiapkan untuk kita nanti dan melangkah dengan sebuah keyakinan.
Regard,
MRZN