Iman beda dengan ilmu. Ilmu itu titik tolaknya akal, iman itu titik tolaknya hati. Logika akal itu bisa berbeda dengan logika iman. Bisa jadi orang yang ilmunya dalam tetapi imannya dangkal atau tidak ada. Bisa jadi orang yang imannya kuat tetapi pengetahuannya dangkal.
Sangat banyak perbedaan Ilmu dan Iman apalagi kalau kita mengutip tulisan indah Murtadho Muttahari tentang perbedaan ilmu dan iman:
Sangat banyak perbedaan Ilmu dan Iman apalagi kalau kita mengutip tulisan indah Murtadho Muttahari tentang perbedaan ilmu dan iman:
Iman itu menyelamatkan anda dari petaka ukhrowi, ilmu itu menyelamatkan anda dari petaka duniawi. Ilmu itu hiasan lahir, iman itu hiasan batin.
Ilmu menyesuaikan anda dengan lingkungan anda, iman menyesuaikan anda dengan jatidiri anda.
Ilmu itu mempercepat anda sampai ke tujuan, iman itu menentukan arah yang anda tuju.
Ilmu itu seperti air telaga yang tak jarangmengeruhkan pikiran pemiliknya, iman itu seperti air bah yang selalu menenangkan pemilik iman.
Sangat mudah kita mengubah pendapat ilmiah kita, tetapi tidak mudah kita memudah mengubah iman dan kepercayaan kita. Jika kita berbicara tentang Rasulullah dan Islam kita bisa berbicara dari segi ilmu, kita bisa menggunakan tolak ukur yang objektif, kita juga berbicara dari sisi iman kepada Allah dan Rasulullah SWT. Oleh sebab itu seorang muslim yang terpelajar, mestinya kagum dua kali kepada Nabi Muhammad SAW dan Islam. Sekali memandang ketika ia memandang Nabi dengan kaca mata ilmu, dan dikali kedua dia memandang Rasulullah SAW dengan kaca mata Iman.
Lebih penting menyucikan jiwa daripada mengisi akal dengan ilmu. bersihkan jiwa kita maka ilmu akan datang kepada kita persis seperti sumur, jika kita ingin air yg jernih, gali sumur itu, keluarkan kotoran-kotorannya maka dari dalam akan memancar air yang jernih jauh lebih jernih dari air yang datang dari luar.
Oleh karena bisa jadi sekian lama kita belajar tapi ilmu tidak masuk kepikiran, sudah kian banyak ilmu yang diajarkan ke kita namun sulit untuk memahami, bahkan sudah banyak tumpukan tanda kelulusan dan keilmuan yang kita kuasi namun itu tidak bisa diamalkan, tidak bisa memberi manfaat tidak saja kepada orang lain bahkan dirinya sendiri. Jernihkan hati dan jiwa kita dengan tidak takabbur, tidak riya, tidak hasut, tidak membanggakan diri dan semua hal yang bisa mengotori hati, karena semua itu akan menghalangi terbukanya pikiran menerima kejernihan ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar