Apa yang dimaksud dengan saudara? Bisa
bermacam-macam maknanya. Yang jelas yang dimaksud dengan saudara bukan seorang
yang dilahirkan oleh ibu dan ayah yang sama. Salah satu hal yang memberikan
gambaran kepada kita tentang makna saudara, adalah yang berpendapat bahwa
saudara terambil dari kata “seudara”. Kalau demikian semua yang seudara dengan
kita berarti saudara. Dalam bahasa al quran kata saudara adalah “akh” kata ini
pada awalnya berarti sama. Sehingga semua yang mempunyai persamaan dengan kita
adalah saudara kita.
Sama ibu dan bapaknya, sama ibunya saja atau bapaknya,
sama sukunya, sama bangsanya, sama kemanusiaannya, bahkan sama kemahlukannya
itu semua adalah saudara kita. Itu sebabnya Al- quran menamai orang-orang yang
boros adalah saudara-saudara setan
dengan arti mempunyai perilaku yang sama dengan setan.
Islam memberikan tuntunan tentang
persaudaraan. Pertama jika ada dua orang yang sedang berselisih, maka
himpunlah mereka kembali untuk hidup bersaudara. Al quran juga menggaris bawahi
bahwa persaudaraan dimulai dengan upaya meninggalkan apa yang dapat menimbulkan
pertentangan dan perselisihan. Memang dalam bahasa agama meninggalkan yang
buruk harus didahulukan daripada mendatangkan yang baik. Kalau begitu
persaudaraan harus dimulai dengan berusaha meninggalkan hal-hal yang dapat
mengeruhkan persaudaraan itu baru kemudian
melangkah untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan melakukan hal-hal yang positif.
Agama menuntut kepada untuk meninggalkan
hal-hal yang dapat mengeruhkan hubungan persaudaraan. Itu sebabnya dalam
konteks persaudaraan Allah menyebut dalam Al-Qu’an :
La yashar qoumun min
qoumin, asa ayyaku nu khaoirun mingkum..dst
“janganlah suatu kelompok menghina kelompok yang lain, karena bisa jadi
yang dihina itu lebih baik dari yang menghina”
Janganlah saling memanggil dengan panggilan
yang buruk, janganlah mengumpat. Alhasil kata-kata “jangan” itulah yang
didahului karena jika kita telah
berhasil untuk mengindarkan sesuatu yang dapat menimbulkan keburukan maka paling
tidak akan tercipta kedamaian pasif.
Rasulullullah juga berpesan dengan pesan
yang serupa: La tabaghodu (jangan saling
membenci), La tanafaru (jangan saling menjauh). La yabi a ahadukum
baina akhihi (jangan menjual atau menawarkan suatu barang yang sedang
ditawar oleh saudaramu, jangan meminang perempuan yang sedang dipinang oleh
saudaramu) demikian seterusnya, jadi jangan,,,jangan,,,,itu langkah pertama
untuk menjalin persaudaraan, sebab itu akan menghasilkan kedamaian pasif.
Kalau kita tidak mampu untuk memuji
seseorang maka paling tidak jangan menghinanya, kalau kita tidak mampu memberi
kepada seseorang maka paling tidak jangan menghambil haknya. Maka dengan itu
akan lahir kedamaian, akan lahir ketenangan dalam kehidupan ini.
Tetapi tentu saja yang kedua dianjurkan
adalah damai aktif; membantu siapapun yang dapat kita bantu baik muslim maupun
non muslim. Rasulullah berpesan bahwa kedamaian mestinya diberikan kepada
siapapun yang kita kenal maupun kita kenal. Kedamaian ditawarkan kepada
orang-orang yang boleh jadi bermaksud buruk, dengan dengan demikian akan lahir
persaudaraan sejati dan kedamaian dalam masyarakat. Semoga kita berhasil.
Ya Allah, jadikanlah
satu kesatuan dalam meraih kebajikan dan ketaqwaan, dan himpunlah kami untuk
mencegah dosa dan permusuhan
Ya Allah satukan apa
yang masih berserakan. Himpunlah apa yang masih berantakan dianatara kami, dan
jadikan kami hamba-hamba Mu yang bersaudara.
Sama ibu dan bapaknya, sama ibunya saja atau bapaknya, sama sukunya, sama bangsanya, sama kemanusiaannya, bahkan sama kemahlukannya itu semua adalah saudara kita. Itu sebabnya Al- quran menamai orang-orang yang boros adalah saudara-saudara setan dengan arti mempunyai perilaku yang sama dengan setan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar