[] Prof. Dr. M. Quraisy Shihab []
Alangkah cepatnya semenit dibandingkan dengan sejam, alangkah cepatnya sejema dibandingkan dengan sehari, sehari dibandingkandengan seminggu dengan sebulan, sebulan dengan setahun, dan pada akhirnya alangkah cepatnya perjalanan hari-hari, minggu-minggu dan bulan-bulan itu dibandingkan kehadiran dengan usia kita.
Kemana gerangan kita akan diantar oleh pergantian malam dan siang, bulan dan tahun itu. Ada yang berkata, “Kita berjalan dan berjalan, akhirnya punah, kita tiada lagi.” Tapi itu adalah jawaban mereka-mereka yang tak beragama. Agama menyatakan bahwa kita berjalan menuju Tuhan. Al- Qur’an menegaskan, “Ya ayyuhal Insan Inna Kadihun Ila Rabbika Kadhan famulakiih.” (Wahai manusia, engkau sungguh-sungguh berjalan dengan susah payah dan akhirnya engkau akan bertemu dengan Tuhan). Innalillahi Wainna Ilahi Raji’un.(Sesungguhnya kami adalah milik Tuhan dan kami akan kembali kepadanya).
Kitab Suci Al-Qur’an mengingatkan bahwa pertemuan dengan Tuhan ada pertemuan yang mesra, ada juga yang tidak mesra. Siapa yang ingin pertemuannya dengan Tuhan dengan mesra, maka hendaklah dia beramal saleh dan tidak mempersekutukan-Nya, demikian firman-Nya.
Memang perjalanan menuju Tuhan dan menemui keharmonisan itu adalah perjalanan mendaki. Tetapi jika bertekad untuk berjalan, naik dan mendaki maka kita akan tiba. Memang pada awal-awal perjalanan kita akan mendengar sorak sorai yang menakut-nakuti kita, kita akan mendengar rayuan untuk menghentikan perjalanan kita. Tetapi jika tekad kita kuatkan, Insyaallah kita akan berhasil. Jika tekad kita kuatkan dan perjalan kita lanjutkan kita akan menemukan ada rupanya tempat-tempat peristirahatan dalam perjalanan itu, ada telaga-telaga air untuk menghilangkan kehausan kita, ada rupanya rambu-rambu jalan yang menunjukan kepada kita mana jalan yang berbahaya, mana juga jalan yang aman dan damai. Dan setelah perjalanan berlanjut sekian lama kita akan menemukan kendaran. Kendaran yang disiapkan Tuhan untuk bertemu dengan-Nya dengan penuh kemesraan.
Perjalan menuju Allah jauh dan panjang, karena itu jangan bawa beban yang berat. Tanggalkan beban-beban yang berat itu. Tahukah kita yang dimaksudkan dengan ‘beban yang berat’?. Beban berat itu adalah “dosa-dosa”. Dia akan memperlambat perjalanan kita dan bisa-bisa kita akan terjerumus dan jatuh. Pesan yang lain juga, titipkan barang-barang bawaan kita kepada orang lain, yakni bersedekahlah, berbuat baiklah karena dengan demikian barang kita akan kita temukan dengan selamat dan dijamin kehadirannya pada saat kita bertemu dengan Allah SWT. Semoga perjalanan kita bertemu dengan Tuhan adalah perjalan yang penuh dengan kedamaian, Amin. []
berkunjung kang
BalasHapusSilakan mas...:)
BalasHapus