كَانَ عَـلِىُّ كَـرَّمَ وَجْهَهُ سَأَلَ النَّبِىَّ صَـلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ دُلَّنِي عـَاـَى أَقْرَبِ الطُّرُقِ إلى الله تَعَالى وأسْهَلِهَا عـَاـَى عِبَادِهِ وأفْضَلَهَا عِنْدَ اللهِ:فَقَالَ ياَعَلـيُّ عَـلَيْكَ بِمُدَاوَمَةِ ذِاكْرِاللهِ تَعَالى فِىى الْخَلَوَاتِ فَقَالَ يَا عَـلِىُّ هَكَذَا فَضِيْلَةُ الذِّكْرِوَكُلُّ االنَّاسِ ذاَكِرُوْنَ فَقَالَ النَّبِىَّ صَـلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ ياَعَلـيّ لَاتَقُوْمُ السَّاعَةُ وَعَاَـى وَجْهِ الأَرْضِ مَنْ يَقُوْلُ:اَللهْ اَللهْ فَقَالَ عَـلِىُّ كَيْفَ اَذْكُرُيَارَسُوْلَ اللهِ. فَقَالَ غَمِّضْ عَيْنَيْكَ وَاسْمَعْ مِنِّى ثَلاَثَ مَرّاتٍ ثُـمَّ قُلْ اَنْتَ ثَلاَثَ مَرّاتٍ وَاَنَا أَسْمَعُ. فَقَالَ النَّبِىَّ صَـلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ لااله الاّ الله ثَلاَثَ مَرّاتٍ مُغَمِّضاً عَيْنَيْهِ رَافِعًا صَوْتَهُ وَعـَلِىٌّ يَسْمَعُ. ثُـمَّ قَالَ عـَلِىٌّ لااله الاّ الله ثَلاَثَ مَرّاتٍ مُغَمِّضاً عَيْنَيْهِ رَافِعًا صَوْتَهُ النَّبِىَّ صَـلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَسْمَعُ. اهـ
“Sahabat Ali Karroma wajhah pernah bertanya kepada Nabi SAW, Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku jalan yang paling dekat menuju Allah, paling mudah mengabdi kepada-Nya, dan paling utama bagi-Nya?. Rasulullah menjawab: Wahai Ali, lestarikanlah zikir kepada Allah didalam waktu sepi, Ali bertanya, apa keutamaan zikir sehingga orang-orang pada berzikir?. Rasulullah menjawab, tidak akan terjadi kiamat di muka bumi selama masih ada orang yang mengucapkan kalimat “Allah..Allah..”. kemudian Ali bertanya, Bagaimana tata caranya aku berzikir ya Rasulullah?. Rasulullah berkata: Pejamkan kedua matamu dan dengarkan aku 3x dan ucapkanlah 3x sedangkan aku mendengarkan. Kemudian Nabi SAW mengucapkan ‘ laa ilaaha illa Allah ‘ 3x seraya memejamkan kedua matanya dan dengan suara yang keras sedangkan Ali mendengarkan. Lalu Ali mengulanginya ‘ laa ilaa hailla Allah ‘ 3x seraya memejamkan kedua matanya dan dengan suara yang keras sedangkan Rasulullah mendengarkan. Di dalam riwayat Imam Thaabari, Baihaqi, dengan sanad muttasil dan shahih ( Rasullullah bersabda kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karroma Wajhah: “Ya Ali, pejamkanlah kedua matamu, tutuplah bibirmu, dan tekuklah lidah ke arah keningmu, lalu ucapkan اللهُ اللهُ اللهُ).”
Kemudian Sayyidina Ali bin Thalib mengajarkan seperti halnya ia diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada puteranya sayyidina Husain bin Fatimah Az-Zahra’ al- Batul binti Maulana Rasul. Kemudian sayyidina Husain mengajarkan kepada sayyidina Zainal Abidin, dan seterusnya kepada sanad-sanad kebawahnya sampai kepada Al Alim Al ‘Alamah Al Bahri al Fahammah, Maulana Syaikh Ahmad Khatib al-Syambas, yang bermukim di Makkah al-Musyarrafah, kampung suq al-Lail, kemudian diajarkan kepada syaikh Al-‘Arif bi al-Allah Abdul Karim Al-Bantani kemudian bermukin di Makkah, kemudian diajarkan kepada Syaikh Al-Adiib An-Nadjib Aswani Al-Bantani, kemudian diajarkan kepada Guru kita Al-‘Arif Al-Washaal Abdul Latif bin Ali Al-Bantani, kemudian diajarkan kepada saya Al Faqir ila Rahmai Rabbihi al-Haq, Muslih bin Abdurahman Qosid al-Haq al-Maraqi (Mragen Jawa Tengah, Indonesia).
alkhamdulillah mugi barokah
BalasHapusAmin...makasi mas, mau berkunjung ke blog ku
Hapus